Strategi Buy/Sell Trading Forex dengan Indikator Moving Average

Artikel Terkait Trading Forex
Perlu diketahui bahwa indikator teknikal bukanlah alat yang menjadikan Anda seperti cenayang. Indikator hanya membantu untuk mengenali potensi pergerakan harga.
Strategi Buy Sell Trading Forex
Kali ini kita akan mempelajari cara menggunakan indikator moving average dalam analisis teknikal forex. Moving average / MA adalah salah satu indikator yang populer di kalangan trader forex. Indikator MA ini dapat mepermudah kita untuk mengenali arah pergerakan harga.

Mari kita perhatikan gambar di bawah ini :
Strategi Buy/Sell dengan Indikator Moving Average
Gambar di atas merupakan grafik 1 jam-an AUD/USD. Garis warna merah yang terlihat di grafik adalah contoh indikator moving average yang memiliki periode 50 (MA 50). Artinya indikator mengambil data harga dari 50 candlestick terakhir, lalu menggambarkannya sebagai garis. Standar harga yang digunakan biasanya harga penutupan (close), namun ada metode yang menggunakan harga open, high, atau low.

Kita bisa melihat bahwa MA memperlihatkan tren yang sedang berlangsung. Jika harga pada umumnya di bawah MA, maka tren saat itu adalah downtrend.

Sebaliknya jika harga bergerak di atas MA, maka tren saat itu ialah uptrend. Dari contoh di atas terlihat trend AUD/USD pada grafik 1 jam-an adalah turun (downtrend). Semakin curam kemiringan MA, artinya tren terjadi semakin kuat. Dengan demikian kita bisa mudah memperkirakan potensi arah pergerakan pasar selanjutnya.

MA juga berfungsi sebagai support dan resistance. Istilahnya support dan resistance dinamis (dynamic support and resistance). Dinamakan demikian karena MA bergerak sesuai dengan pergerakan harga.
Saat uptrend, MA berfungsi sebagai support. Saat downtrend, MA berfungsi sebagai resistance

Jenis Indikator Moving Average Terbaik

Dalam mempelajari MA ini, kita hanya akan membahas dua jenis MA yang terbaik dan populer saja, yaitu Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA).

1. Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average (SMA) merupakan MA yang sederhana. Jika menggunakan SMA 50 di grafik 1 jam-an, maka SMA 50 yang kita lihat adalah hasil dari penjumlahan 50 harga penutupan terakhir, lalu hasil penjumlahan itu dibagi dengan 50. Dari perhitungan itulah kita bisa memperoleh nilai rata-rata dari harga penutupan dalam 50 jam terakhir.

Pada prakteknya kita tidak perlu susah-susah lagi menghitung SMA ini, platform trading yang kita gunakan sudah menyediakan alatnya. Lalu mengapa mempelajari perhitungannya? Tujuannya agar kita memiliki gambaran mengenai apa sebenarnya SMA ini. Juga agar kita memiliki dasar jika nanti ingin memodifikasi SMA ini sesuai dengan strategi yang kita gunakan nantinya.

MA memperhalus pergerakan harga. Semakin besar periode yang digunakan, maka akan semakin halus lagi MA yang dihasilkan. Semakin halus MA dihasilkan, maka akan semakin lambat ia bereaksi terhadap pergerakan harga.

Berikut ini perbandingan SMA 20 dengan SMA 50
Simple Moving Average (SMA)

SMA 20 berwarna biru lebih agresif dibandingkan dengan SMA 50 yang berwarna merah. Ini menunjukkan SMA 20 memiliki periode lebih pendek lebih cepat bereaksi terhadap pergerakan harga, sedangkan SMA 50 lebih lambat daripada SMA 20.

Dengan mengamati SMA di atas kita bisa melihat pasar tengah dalam keadaan trending. SMA yang kita lihat pada grafik menggambarkan arah tren secara umum, yaitu downtrend.

2. Exponential Moving Average (EMA)

Perhitungan EMA tidak sesederhana SMA. EMA memberikan bobot lebih dalam perhitungan harga rata-rata dalam rentang waktu tertentu. Efeknya cenderung lebih sensitif terhadap pergerakan harga, sehingga EMA bergerak lebih agresif daripada SMA.
Exponential Moving Average (EMA)
Gambar di atas memperlihatkan bahwa SMA & EMA diplot pada grafik yang sama. Periode yang digunakan sama-sama 50 namun metode perhitungannya berbeda. MA berwarna biru adalah EMA, MA berwarna merah adalah SMA.

Anda bisa melihat bahwa EMA 50 lebih dekat kepada SMA 50. Artinya EMA lebih merepresentasikan pergerakan harga (price action). Dengan kata lain EMA lebih menggambarkan yang terjadi di pasar.

Pilih SMA atau EMA?

Jadi yang mana harus saya pakai? SMA atau EMA? Jngan bingung ya. EMA maupun SMA memiliki kekurangan dan kelebihan. Kita akan bahas satu per satu.

Jika Anda trader yang agresif dan ingin menggunakan MA yang bereaksi cepat dengan pergerakan harga, maka EMA merupakan pilihan yang tepat. EMA bisa membantu menangkap peluang lebih cepat dibandingkan SMA. Namun kekurangannya Anda bisa saja terjebak oleh fake signal (sinyal palsu) yang diberikan oleh EMA.

SMA sendiri adalah kebalikan dari EMA. SMA bereaksi lebih lamban pada pergerakan harga. Dengan demikian, peluang yang diberikan akan lebih lambat. Namun kemungkinan terjebak dari fake signal lebih kecil.

Jadi pilih yang mana? Pilih yang sesuai dengan karakter Anda.

Strategi Penggunaan Indikator Moving Average

"JIKA HARGA BERGERAK DI ATAS MA, MAKA TREN YANG BERLANGSUNG ADALAH UPTREND. JIKA HARGA BERGERAK DI BAWAH MA, MAKA TREN YANG BERLANGSUNG ADALAH DOWNTREND"

Berhati-hatilah saat harga bergerak menembus MA (terjadi breakout), karena hal itu merupakan indikasi awal bahwa tren akan berubah arah.

Strategi BUY Indikator Moving Average Forex

Ingat juga bahwa pada saat uptrend strategi terbaik adalah Buy. Pada saat downtrend strategi yang terbaik adalah Sell. Saat uptrend, MA bisa dipergunakan sebagai area referensi untuk buy. Pada saat downtrend, MA bisa dipergunakan sebagai area referensi untuk melakukan sell. Strategi yang biasanya diterapkan adalah bounce trading. Cermati gambar di bawah ini :
Strategi BUY Indikator Moving Average Forex
Di atas terlihat SMA 50 diplot pada grafik 1 jam-an. Terlihat harga terkoreksi dan mendekati SMA 50 lalu memantul. Dengan demikian ada konfirmasi bahwa terjadi pantulan. Level stop loss yang terlihat di gambar adalah exit point berdasarkan support terdekat. Level target yang diambil adalah resistance terdekat. Perlu diingat bahwa jika akan melakukan buy menggunakan MA, maka pastikan bahwa garis MA sedang menanjak (naik).

Berikut ini yang terjadi selanjutnya
Strategi BUY Moving Average

Ternyata bounce yang terjadi adalah valid dan target tercapai.

Strategi SELL Indikator Moving Average Forex

Pada saat strategi sell, yang dilakukan hanya kebalikan dari strategi buy. Ketika harga pullback ke area MA, yang kita lakukan adalah menunggu konfirmasi bounce untuk sell. Perhatikan gambar berikut ini :
Strategi SELL Indikator Moving Average Forex
Di atas menggunakan SMA 50. Yang pertama kali harus kita perhatikan adalah garis SMA tersebut sedang turun. Ketika harga pullback ke area SMA, pastikan bahwa kemiringannya SMA tetap ke bawah (turun).

Pada gambar di atas kita melihat harga persis menyentuh garis SMA. Memang ada false break, namun harga bergerak turun dan bergerak di bawah SMA. Keadaan ini menggambarkan tekanan bearish lebih besar daripada bullish. Pada saat ini kita boleh langsung mengambil posisi sell dengan target di support dan stop loss di resistance.

Berikut ini yang terjadi selanjutnya
Strategi SELL Moving Average
Yapps, Target tercapai!!

Memang sederhana, tapi ingat tidak selamanya skenarionya seperti di atas. Terkadang bounce yang terjadi gagal dan harga malah berbalik dan menembus MA. Itu sebabnya kita perlu menempatkan stop loss. Nantinya dengan strategi manajemen resiko yang baik, strategi yang sederhana pun bisa menghasilkan profit yang konsisten.

Pengembangan Moving Average sebagai Entry Point

Terdapat pengembangan dari penggunaan MA sebagai entry point. Salah satu pengembangan nya ialah mengkombinasikan dua buah MA dalam satu grafik. Kombinasi yang cukup populer ialah kombinasi SMA 20 dan SMA 50. Strategi MA ini kita sebut "double MA".
Pengembangan Moving Average sebagai Entry Point

Pengembangan MA ini adalah memanfaatkan celah yang merupakan area antara 2 MA (menggunakan SMA atau SMA sama saja. Dalam contoh ini menggunakan SMA). Pada gambar di atas kita melihat bahwa sell dilakukan saat harga masuk ke dalam area yang dimaksud.

Jika ingin melakukan transaksi dengan strategi double MA maka minimal 2 kondisi berikut ini harus terpenuhi:
  1. Kedua MA harus memiliki kemiringan yang sama. Jika BUY, maka kemiringan kedua MA harus ke atas / naik. Jika SELL, maka kemiringan kedua MA harus ke bawah / turun.
  2. Harga sudah berada dalam celah yang merupakan area di antara dua MA.

Berikut ini menggunakan strategi double MA untuk melakukan Buy :
Pengembangan Moving Average
Celah MA tersebut bisa kita manfaatkan untuk entry. Pertanyaannya adalah: kapan persisnya kita bisa buy atau sell?

Untuk sementara, kita gunakan saja dulu area tersebut. Jadi ketika harga masuk dan candlestick ditutup di area tersebut, maka saat itulah kita melakukan transaksi. Nantinya, akan ada alat bantu tambahan yang bisa membantu untuk menentukan timing kapan harus melakukan aksi. Itu akan dipelajari di tingkat yang lebih lanjut.. Stay tuned!

Double MA Crossover

Perpotongan 2 MA bisa dijadikan sinyal atau indikasi awal tren akan berubah arah. Hal tersebut juga bisa kita gunakan sebagai sinyal untuk entry.
Double MA Crossover
Gambar di atas memperlihatkan SMA diplot di grafik 1 jam-an untuk currency pair GBP/USD. Pergerakan nya naik. Selanjutnya terjadi crossover (perpotongan) antara SMA 20 dan SMA 50. Setelah terjadi pullback sedikit, terlihat GBP/USD meluncur turun.

Jika kita melakukan sell ketika kedua SMA itu berpotongan, maka kita sudah memperoleh setidaknya 100 pips. Kalau buy bagaimana? Sederhana, perpotongan dari bawah ke atas merupakan sinyalnya.
Strategi Double MA Crossover
Perpotongan 2 MA tersebut bisa kira manfaatkan sebagai exit point jika seandainya telah melakukan Buy berdasarkan strategi double MA sebelumnya. Jadi, selain sebagai entry point, perpotongan 2 MA juga bisa digunakan sebagai exit point.

Demikianlah strategi Buy/Sell dengan indikator Moving Average dan cara memanfaatkan moving average untuk dalam analisis teknikal forex, semoga bisa dipahami. Salam profit.