Strategi Trading Forex Terlengkap Menggunakan 2 Jenis Price Pattern

Artikel Terkait Trading Forex
Price pattern dalam analisis teknikal forex adalah pola yang muncul dari pergerakan harga. Ini merupakan implementasi salah satu prinsip dasar analisis teknikal yang berbunyi history repeats it self (sejarah selalu berulang). Dari waktu ke para trader menyadari bahwa harga membentuk pola-pola yang cenderung berulang. Berdasarkan pengalaman sejarah itu maka trader di kemudian bisa memperkirakan pergerakan harga ketika sebuah pola muncul.

Dua jenis Price Pattern

Terdapat 2 jenis price pattern yang harus para trader ketahui, yaitu reversal pattern & continuation pattern. Dibawah ini telah saya jelaskan strategi penggunaan price pattern ini dengan lengkap.

1. Reversal pattern

Pola yang mengisyaratkan akan ada pembalikan arah tren. Jika saat uptrend atau downtrend pola ini muncul, maka perkirakan harga akan bergerak berlawanan dengan arah tren sebelumnya.

2. Continuation pattern

Pola yang memberikan indikasi harga akan cenderung meneruskan pergerakan sesuai tren sebelumnya. Misalnya kalau pola ini muncul saat uptrend maka setelah terkonfirmasi, harga akan cenderung bergerak naik meneruskan uptrend tersebut. Demikian juga jika pola ini muncul saat downtrend, maka harga akan cenderung turun meneruskan downtrend tadi.
Strategi Trading Forex dengan Price Pattern
Artikel terkait forex : Ebook Sukses Forex Terlengkap

Strategi Trading Forex dengan Price Pattern

Dalam pembahasan strategi dan teknik perdagangan forex kali ini kita akan bahas reversal pattern terlebih dahulu, setelah itu continuation pattern.

1) Reversal pattern

1. Double top & Double bottom

Kita akan memahami ”top” sebagai “puncak” & “bottom” sebagai “lembah”. Dengan demikian “double top” adalah “dua puncak” & “double bottom” adalah “dua lembah”.

Pola double top & double bottom terlihat seperti dua puncak dan dua lembah yang saling berdampingan. Kedua pola ini mudah dikenali dan memiliki akurasi yang cukup tinggi.

- Ilustrasi pola double top :
Ilustrasi pola double top
double top
  • Pola ini sering muncul di ujung uptrend dan memiliki indikasi bearish. Perhatikan enam titik yang ditandai pada gambar di atas. Bisa dikatakan ada potensi terbentuk pola double top jika harga telah bergerak turun dari titik (3). Ingat, ini baru potensi. Ketika titik (4) tembus, bisa dikatakan bahwa pola double top sudah terbentuk (terkonfirmasi). Perhatikan juga bahwa konfirmasi double top sebenarnya adalah tembusnya garis base.
  • Jika pola sudah terkonfirmasi, maka pergerakan harga selanjutnya potensial bearish. Panah menunjukkan jauhnya potensi bearish. Jarak yang mungkin ditempuh pergerakan harga adalah sejauh level puncak ke base. Jika misalnya jarak level puncak ke base 100 pips, maka harga berpotensi turun 100 pips juga setelah base ditembus.
  • Namun ada saatnya pullback akan terjadi kembali ke area base sebelum target bearish tecapai. Biasanya pullback berpotensi terjadi ketika harga sudah setengah jalan menuju target.
  • Jika target pergerakan adalah 100 pips, maka biasanya pullback berpotensi terjadi ketika harga turun sekitar 50 - 60 pips setelah base tembus. Tapi jika pullback yang terjadi kebablasan hingga tembus lagi ke atas base, maka pola ini dikatakan tidak valid lagi atau fail (gagal).

- Ilustrasi pola double bottom :
Ilustrasi pola double bottom
double bottom
  • Double bottom merupakan kebalikan dari double top. Pola ini sering muncul di ujung downtrend dan memiliki indikasi bullish.
  • Apabila base tembus dan pola ini terkonfirmasi, maka berpotensi akan terjadi bullish, Cara memperkirakan target bullish sama dengan double top di atas, tetapi arahnya ke atas.
  • Double bottom dikatakan fail jika pullback terjadi dan berlanjut hingga tembus kembali ke bawah base.

2. Triple top & Triple bottom

Kedua pola ini tidak jauh berbeda dengan double top dan double bottom. Tetapi triple top memiliki tiga puncak & triple bottom memiliki tiga lembah. Cara mengenali konfirmasi sama, yaitu tembusnya garis base. Begitu juga cara memperkirakan target pergerakan setelah pola tersebut terkonfirmasi.

- Ilustrasi pola triple top :
Ilustrasi pola triple top
triple top

- Ilustrasi pola triple bottom :
Ilustrasi pola triple bottom
triple bottom

Dari 2 ilustrasi di atas terlihat ada kemungkinan pullback akan terjadi ke base dari titik (7), tapi perlu diingat bahwa pullback seperti ini (meskipun cukup sering) tidak selalu akan terjadi. Sering, jika base tembus pada saat pullback.

Catatan:
  1. Tiga titik lembah atau puncak tidak harus berada di level yang sama persis, tapi perbedaannya juga tidak boleh terlalu signifikan. Artinya, jika dilihat sekilas 3 titik lembah tersebut terlihat selevel.
  2. Begitu juga pada pola double top dan double bottom, level puncak dan lembahnya tidak harus persis.


3. Head and shoulders & Inverse head and shoulders


- Head and shoulders
Pola ini merupakan pola reversal yang cukup populer karena akurasinya cukup tinggi. Dinamakan head and shoulders karena bentuk polanya seolah-olah membentuk kepala dan bahu. Kadang pola ini sering di salah persepsikan sebagai triple top atau triple bottom, namun ada faktor kunci yang membedakan pola ini dengan triple top atau triple bottom.

Ilustrasi pola head and shoulders :
Ilustrasi pola head and shoulders
head and shoulders
Terlihat bahwa titik (3) pola ini lebih tinggi dari titik (1) dan (5). Pada pola triple top, ketiga titik cenderung selevel. Titik puncak lebih tinggi itulah yang menjadi head-nya, dan titik (1) dan (5) adalah titik shoulders.

Pola head and shoulders menjadi pola reversal bearish jika muncul di ujung uptrend. Konfirmasinya ketika garis neckline sudah tembus (titik ke-6). Jika sudah terkonfirmasi, maka harga akan cenderung bergerak turun sejauh jarak dari puncak head ke neckline. Pada ilustrasi di atas direpresentasikan dengan panah merah.

Pullback juga sering muncul, tetapi tidak terlalu sering, pullback terjadi kembali ke area neckline sebelum harga kembali turun untuk mencapai target pergerakan harga. Pola ini dikatakan fail jika pullback terjadi sehingga tembus ke atas neckline.

- Inverse head and shoulders
Kebalikan dari head and shoulders adalah inverse head and shoulders. Ini merupakan pola reversal bullish yang biasanya muncul di ujung downtrend. Konfirmasinya persis dengan head and shoulders. Jika sudah terkonfirmasi, maka harga cenderung akan bergerak naik sejauh jarak dari puncak head ke neckline.

Ilustrasi pola head and shoulders :
Ilustrasi pola inverse head and shoulders
inverse head and shoulders
Artikel forex lainnya : 3 Strategi Paling Akurat Menggunakan Trendline

2) Continuation pattern

1. Triangles

Pola ini memiliki bentuk mirip segitiga. Pola triangles terjadi karena pasar bergerak sideways dan pertarungan antara bull dan bear seimbang, sehingga akhirnya grafik pergerakan harga mengerucut lalu membentuk segitiga. Ada tiga jenis triangles, yaitu Symmetrical triangle, Ascending triangle, dan Descending triangle.

- Symmetrical triangle
Symmetrical triangle merupakan triangle dengan garis support (lower line) dan resistance (upper line) yang konvergen (kemiringannya berlawanan menuju satu titik).
Symmetrical triangle
symmetrical triangle
Anda bisa melihat pada gambar di atas bahwa pola terbentuk ketika pasar sedang sideways setelah mengalami bullish. Istilahnya berkonsolidasi. Ilustrasi di atas memperlihatkan symmetrical triangle yang terbentuk pada saat uptrend.

Symmetrical triangle paling tidak harus memiliki empat reversal point (titik pembalikan) yang terdiri dari 2 titik puncak dan 2 titik lembah. Ilustrasi di atas memperlihatkan symmetrical triangle yang memiliki 6 reversal point, yaitu titik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

Konfirmasi dari pola ini saat tembusnya upper line (garis bagian atas). Ketika pola terkonfirmasi maka pergerakan selanjutnya adalah naik. Cara memperkirakan targetnya dengan berpatokan pada baseline dari symmetrical triangle tersebut, yaitu dari jarak A ke titik 1. Jadi kalau misalkan baseline sepanjang 100 pips, maka pergerakan selanjutnya diperkirakan sejauh 100 pips.

Cara lain bisa dipergunakan untuk memperkirakan pergerakan harga adalah dengan menarik garis yang sejajar dengan lower line, garis tersebut dimulai dari titik 1.

Pullback kemungkinan bisa saja terjadi. Pada ilustrasi di atas pullback terjadi dari titik 7 kembali ke titik 8 yang berada di area upper line.

Jika diperhatikan garis upper line dan lower line bertemu di satu titik. Titik tersebut disebut sebagai apex. Apex tersebut karena tembusnya upper line yang merupakan konfirmasi dari pola symmetrical triangle yang tidak boleh terlalu dekat dengan apex.

Sebagai aturan yang umum, harga harus sudah menembus upper line pada jarak kira-kira 2/3 (dua per tiga) hingga 3/4 (tiga per empat) dari panjang polanya. Panjang pola yang dimaksud adalah jarak dari baseline ke apex. Jadi kalau penembusan terjadi kurang 2/3 atau lebih dari 3/4 panjang pola, kemungkinan besar tidak valid.

Selain terjadi saat uptrend, symmetrical triangle bisa terjadi pada saat downtrend. Sebenarnya sama saja, hanya posisinya yang berada di bawah. Kalau pada ilustrasi di atas kita menanti tembusnya upper line sebagai konfirmasi, dan harga cenderung bergerak naik, maka jika polanya terjadi pada saat downtrend kita akan menantikan tembusnya lower line dan harga cenderung bergerak turun. Hanya itu perbedaannya.
symmetrical triangle bottom
symmetrical triangle bottom

- Ascending triangle
Ascending triangle adalah continuation pattern yang biasa muncul saat uptrend. Kemunculan pola ascending triangle adalah pertanda bahwa tekanan bullish semakin melebihi tekanan bearish secara bertahap.
ascending triangle reversal
ascending triangle reversal
Seperti symmetrical triangle, pola ascending triangle minimal harus memiliki 4 reversal point. Ilustrasi di atas menunjukkan ascending triangle memiliki 6 reversal point.

Konfirmasi dari pola di atas adalah tembusnya upper line yang berpotensi untuk diikuti oleh pergerakan bullish. Cara memperkirakan pergerakan harga juga mirip dengan symmetrical triangle, hanya baseline nya yang tidak berpatokan pada titik 1, tetapi berpatokan pada titik 2.

Pada dasarnya ascending triangle merupakan continuation pattern, namun pola ini juga bisa menjadi reversal pattern jika terjadi saat downtrend. Pada saat seperti itu, tembusnya upper line adalah konfirmasi bahwa ascending triangle adalah pola reversal. Perhatikan ilustrasi di bawah ini untuk mempermudah pemahaman Anda:

Pola seperti dibawah ini populer dengan nama ascending triangle bottom :
ascending triangle bottom
ascending triangle bottom
- Descending triangle
Descending triangle merupakan kebalikan dari ascending triangle. Kalau ascending triangle merupakan pola bullish, maka descending triangle merupakan pola bearish. Descending triangle adalah bagian dari continuation pattern yang muncul saat downtrend.
Descending triangle
descending triangle
Descending triangle bisa berubah menjadi pola reversal apabila muncul saat uptrend. Namanya berubah menjadi descending triangle top. Ilustrasinya seperti gambar berikut :
Descending triangle reversal
descending triangle reversal

2. Flag & Pennant

- Flag merupakan channel kecil yang muncul setelah bullish (rally). Arah channel berlawanan dengan arah bullish. Jika terdapat down channel kecil yang muncul setelah rally bullish, itu adalah sebagai bullish flag. Begitupun sebaliknya jika up channel kecil yang muncul setelah rally bearish, maka disebut dengan bearish flag.
bullish flag
bullish flag
bearish flag
bearish flag
Pola ini disebut flag karena bentuknya mirip dengan bendera (flag) dan tiangnya (flagpole). Flag direpresentasikan oleh channel kecil sedangkan flagpole adalah titik A ke B yang terlihat pada gambar di atas.

Pada bearish flag, tembusnya lower line dari up channel merupakan konfirmasinya. Harga cenderung bergerak turun jika bearish flag sudah terkonfirmasi.

Pada bullish flag, konfirmasi adalah saat tembusnya upper line dari down channel. Proyeksi pergerakan harga selanjutnya merupakan bullish jika bullish flag telah terkonfirmasi.

Menentukan target pergerakan harga
Kita cukup mengukur panjang flagpole nya. Sepanjang flagpole itu adalah jarak yang memungkinkan untuk ditempuh oleh pergerakan harga. Misalkan jika panjang flagpole adalah 100 pips, maka harga cenderung bergerak sejauh 100 pips setelah pola flag tersebut terkonfirmasi.

Pada prakteknya kebanyakan trader berhenti (menutup posisi) setelah harga bergerak setengah jalan sebelum mencapai target. Misalkan jika targetnya sejauh 100 pips, maka mereka cenderung berhenti di 50 - 60 pips.

Syarat dari flag :
  1. Terjadi rally / bullish sebelum terbentuknya channel kecil.
  2. Channel yang terjadi harus berlawanan arah dengan arah rally / bullish sebelumnya.
  3. Panjang channel (flag) paling tidak 3/4 (tiga per empat) panjang flagpole.

- Pennant merupakan pengembangan dari pola symmetrical triangle. Terapi pennant didahului oleh rally / bullish yang panjang. Bisa dikatakan pennant adalah hasil kawin silang symmetrical triangle dengan flag.

Pennant mirip dengan symmetrical triangle dan flag, aturan-aturan pada symmetrical triangle dan flag juga berlaku pada pennant.
bentuk pennant

3. Wedge formation

Wedge mirip dengan pennant yang telah kita bahas di atas. Tetapi kemiringan kedua garis segitiga nya searah, keduanya mengarah ke atas atau ke bawah. Derajat kemiringannya berbeda, namun searah.
pola bullish dan rising wedge
Kita bisa mengenali wedge dengan melihat kemiringan yang mengarah ke atas atau ke bawah.

Aturan umum wedge: kemiringan wedge sebagai continuation pattern arahnya berlawanan dengan tren yang berlangsung. Dengan demikian falling wedge merupakan pola bullish dan rising wedge merupakan pola bearish.

Catatan: wedge juga berfungsi sebagai pola reversal, akan tetapi ini jarang terjadi. Falling wedge bisa menjadi reversal bullish jika terjadi di ujung dowtrend. Begitupun sebaliknya jika rising wedge muncul saat uptrend, maka ia bisa menjadi pola reversal bearish.

4. Rectangle formation

Rectangle formation mempunyai banyak nama, tetapi sangat mudah untuk dikenali. Pola rectangle formation merepresentasikan jeda yang terjadi di saat harga bergerak sideways antara dua garis horizontal yang sejajar.
bullish rectangle dan bearish rectangle
Rectangle kadang disebut trading range atau area kongesti. Pola ini merepresentasikan periode konsolidasi sebuah tren, biasanya dilanjutkan dengan pergerakan searah dengan tren sebelumnya.

Rectangle minimal harus memiliki 4 reversal point. Pada contoh ilustrasi di atas, kita bisa melihat contoh rectangle yang memiliki 6 reversal point. Konfirmasi bullish rectangle pada saat pecahnya garis resistance atau upper line, dan konfirmasi bearish rectangle pada saat tembusnya garis support atau lower line.

5. Continuation head and shoulders pattern

Di atas kita telah banyak membahas mengenai pola head and shoulders sebagai pola reversal. Pada pola continuation head and shoulders ini, pola terbentuk benar-benar persis sama dengan pola head and shoulders. Bedanya hanya poin-poin berikut ini:
  1. Pola head and shoulders muncul saat downtrend. Tembusnya neckline adalah konfirmasi continuation head and shoulders.
  2. Pola inverse head and shoulders muncul saat uptrend. Tembusnya neckline adalah konfirmasi continuation inverse head and shoulders.
Continuation head and shoulders pattern

Yang perlu kita ingat bahwa pola inverse head and shoulders memiliki implikasi bullish, dan pola head and shoulders memiliki implikasi bearish, terlepas daripada saat tren apa pola tersebut muncul.
Artikel terkait forex : Teknik Scalping Forex dengan Candlestick Pattern
Bagaimana? Apakah anda bisa memahami strategi di atas? Jika belum silahkan pelajari lagi. Demikianlah artikel strategi perdagangan forex dengan menggunakan reversal pattern dan continuation pattern, semoga dapat membantuk anda untuk melakukan analisa harga dalam trading.